Kamis, 27 Oktober 2011

Observation Study Tour Di Malang

PKK Kab.Solok Mantapkan Koperasi Posdaya
Kota Malang tidak identik dengan nasibnya. Bahkan kondisinya boleh jadi berbanding terbalik dengan nama Malang yang selalu menampilkan sesuatu yang berharga untuk bangsa ini. Fenomena itu paling tidak terbaca dri rangkaian kunjungan PKK Kabupaten Solok yang ingin mendalami soal pelaksanaan Posdaya berbasis koperasi. Kunjungan yang berlangsung dari tanggal 16 hingga 18 Oktober 2011 itu juga bersamaan dengan rombongan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat yang terdiri dari Kepala BKKBN Sumbar, H.M Yamin Waisale dan diikuti oleh Kasubag Umum dan Humas BKKBN Sumbar, Dra.Mardalena Wati Yulia serta beberapa staf. Sedangkan dari Kabupaten Solok langsung dipimpin oleh Ketua TP PKK, Hj.Erlinda Syamsu Rahim dan menyertakan sejumlah kepala SKPD terkait dan seluruh ketua TP PKK kecamatan Motivasi yang dibawa rombongan TP-PKK ke kota Malang tentulah karena di Kabupaten Solok sendiri boleh dikatakan sukses menjalankan Posdaya dan bahkan berhasil membentuk 200 lebih Posdaya. Tetapi bagaimana untuk kemudian menjadikan posdaya lebih berdaya, dimunculkan berbagai kegiatan ekonomi yang kelak mampu membiayai posdaya itu sendiri. Salah satu caranya dengan membentuk Koperasi. Namun yang terjadi selama ini, ketika berbicara tentang koperasi, apalagi koperasi wanita, orang pasti hanya membayangkan sebuah usaha rakyat yang mengelola simpan pinjam dan sedikit usaha sampingan dengan omzet tidak terlalu besar. Tetapi menurut Hj. Erlinda Syamsu Rahim, ketika pihaknya berkunjung ke kota Malang, seperti yang terlihat adalah sebuah Koperasi Wanita (Kopwan) di Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, omzetnya per 2010 sudah mencapai sekitar Rp13 miliar lebih. ” Kopwan bernama Citra Kartini itu kini sudah beranggotakan sekitar empat ribu anggota. Keanggotaannya mencakup wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, “ tutur Erlinda merasa takjub.. Tim Penggerak PKK Kabupaten Solok yang melakukan Observation Study Tour (OST) Pengembangan Ekonomi Keluarga melalui Posdaya, mendapat pewnjelasan bahwa Kopwan tersebut bermula dari arisan ibu-ibu pada tahun 1978 dengan kegiatan hanya simpan pinjam. Namun, mengingat usaha simpan pinjam tanpa berbadan hukum adalah rentenir, maka mereka mengusahakan pembentukan koperasi. Walaupun sulit karena persoalan birokrasi dan peraturan, koperasi Citra Kartini akhirnya berdiri pada tahun 1992. Hebatnya, sepanjang perjalanannya, koperasi itu minim bantuan dana segar dari pemerintah. Bantuan yang diterima baru sekali tahun 2010 lalu sebesar Rp 50 juta. Atas kemajuan Kopwan Malang itu, Ketua TP-PKK Kabupaten Solok bahkan akan mendorong agar Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) digerakkan menjadi Posdaya berbasis Koperasi Wanita (Kopwan). Karena, koperasi dapat mencakup lima kegiatan strategis Posdaya, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan dan agama. Koperasi juga dapat memecah kebuntuan persoalan permodalan dan pemasaran pada ibu-ibu pengusaha kecil dan mikro. Untuk mentranspormasikan kegiatan koperasi wanita itu di Kabupaten Solok, tinggal merubah mindset masyarakat agar bisa sukses mengelola koperasi. Apabila pengurus membuat sesuatu yang nyata dan bisa menyentuh kebutuhan ibu-ibu dan dilakukan dengan benar oleh pengurus, maka mindset masyarakat tentang koperasi bisa berubah. Ketua TP PKK Kabupaten Solok, Ny. Erlinda Syamsu Rahim, mengatakan, setelah OST yang dilakukan selama dua hari di Kota dan Kabupaten Malang, Pemkab Solok melalui TP PKK akan meminta difasilitasi Training of Trainer (ToT) tentang pengelolaan koperasi dengan sistem tanggung renteng. Karena, tanggung renteng menjadi kunci sukses koperasi wanita di Kota dan Kabupaten Malang. Selain itu, hal lain yang akan dilakukan adalah pengolahan bermacam-macam makanan atau pengolahan dari suatu produk yang dimiliki oleh Kabupaten Solok. “Kita punya berbagai produk juga, salah satunya jamur. Di sini, jamur dijadikan keripik, es krim dan lain-lain. Kita juga ingin untuk membuat beragam olahan dari produk yang ada di Kabupaten Solok,” jelasnya di Sanggar PKK Arosuka, Selasa (25/10) Erlinda mengaku serius melaksanakan program Posdaya karena diyakini dapat membantu pengentasan kemiskinan. Sementara, Kabupaten Solok saat ini penduduk miskinnya cukup banyak, yaitu lebih dari 14 persen dari sekitar 350 ribu total penduduknya. Permasalahan kependudukan saat ini adalah jumlah yang banyak dengan kualitas yang masih belum memadai. Karena itu, Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dinilai menjadi program strategis untuk membentuk keluarga yang berkualitas dan mandiri secara ekonomi. –Rusmel Dt. Sati-